Pengabdian desa merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa dan tenaga pendidik di Universitas Airlangga (UNAIR), tak terkecuali di Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Program studi (prodi) Teknik Lingkungan FST UNAIR telah beberapa kali melakukan pengabdian desa selama beberapa tahun belakangan. Kali ini, tim pengabdian Teknik Lingkungan UNAIR melakukan kegiatan di Desa Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Tim ini dibimbing oleh dua dosen pengajar yaitu Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, S.T., DEA dan Wahid Dianbudiyanto, S.T., M.Sc., dan beranggotakan tujuh mahasiswa Teknik Lingkungan UNAIR dari angkatan 2019.
Pengabdian di Desa Sapeken oleh tim ini berlangsung selama empat hari, yaitu pada tanggal 20-24 Juni 2022. Kegiatan di hari pertama adalah ramah tamah dan diskusi dengan warga serta stakeholder Pulau Sapeken. Ramah tamah dihadiri oleh perangkat desa di Pulau Sapeken dan perwakilan dari Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga yang merupakan bentuk pengabdian Universitas Airlangga berupa pelayanan kesehatan.
Pada kegiatan ini, masalah utama yang dijadikan sebagai fokus pengabdian adalah permasalahan sampah. Menurut Bapak Abdullah, M.Si. selaku Camat Sapeken, masyarakat di pulau tersebut sangat mudah membuang sampah ke laut. Terdapat prasarana pengolahan sampah di Pulau Sapeken seperti TPS 3R, yang sayangnya belum berfungsi secara maksimal. Untuk membantu pengolahan sampah di Pulau Sapeken, tim pengabdian Teknik Universitas Airlangga melakukan penyerahan mesin pencacah sampah.
Kegiatan hari kedua adalah penyuluhan dengan Kelompok Pecinta Lingkungan dan praktek mencacah sampah plastik dengan mesin yang telah diberikan di hari sebelumnya. Penyuluhan yang dilakukan berfokus pada pemilahan sampah organik dengan prinsip ekonomis. Di Pulau Sapeken, sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik dan kantung plastik. Dengan penyuluhan ini, tim pengabdian Teknik Lingkungan memberi pengetahuan tentang pentingnya pemilahan sampah sehingga hasil yang terpilah dapat bernilai ekonomis dan dijual ke luar pulau. Selain pelatihan terkait pemilahan sampah, tim pengabdian Teknik Lingkungan UNAIR berkolaborasi dengan Sekolah Pasca Sarjana UNAIR untuk memberi materi terkait magot sebagai kompos.
Kegiatan ini berlanjut hingga penyuluhan ke SD di Pulau Sapeken terkait permasalahan yang sama, yaitu pemilahan sampah dan komposisi sampah, dan materi tambahan berupa pengetahuan sanitasi secara umum. Pada hari Jumat, 24 Juni 2022, tim pengabdian Teknik Lingkungan UNAIR resmi menutup kegiatan di Pulau Sapeken setelah berpamitan dengan masyarakat setempat.
Tim Penulis HMTL Unair